Ngobrol dengan Anak Bukan Sekadar Rutinitas: 10 Pertanyaan Deep untuk Kenali Isi Hati Si Kecil
- Freepik.com
Parenting – Banyak orang tua berpikir bahwa ngobrol dengan anak hanyalah formalitas seperti bertanya “sudah makan?” atau “tadi sekolah belajar apa?”. Padahal, menurut para psikolog anak, percakapan yang berkualitas sejak dini membantu anak merasa dihargai, dipahami, dan meningkatkan keterampilan sosial-emosionalnya. Meski anak masih kecil, membiasakan mereka bertukar pikiran dengan ayah dan bunda dapat membangun kepercayaan diri dan kedekatan emosional yang kuat.
Psikolog perkembangan anak menjelaskan bahwa obrolan sederhana menjadi “jembatan” bagi anak untuk belajar mengungkapkan emosi dan pikiran mereka dengan aman. Dengan kata lain, ketika anak terbiasa didengarkan, mereka akan lebih mudah terbuka hingga dewasa kelak.
Dilansir dari Instagram @tentanganak_id berikut 10 Pertanyaan untuk Ngobrol Deep & Kenali Isi Hati Anak
1. Kalau kamu jadi superhero, kekuatan apa yang kamu inginkan?
Pertanyaan ini seru dan memancing imajinasi anak. Lewat jawaban mereka, Moms & Dads bisa menangkap keinginan atau bahkan kekhawatiran yang sedang ia rasakan. Misalnya anak memilih “ingin bisa terbang” nah, bisa jadi ia mendambakan kebebasan atau petualangan.
Moms & Dads bisa melanjutkan lagi dengan pertanyaan “Kalau punya kekuatan itu, kamu mau pakai untuk apa?” Dengan begitu, anak belajar menyalurkan keinginan pada arah yang positif.
2. Hal apa yang membuat kamu paling senang?
Pertanyaan sederhana ini memberi kesempatan anak mengidentifikasi sumber kebahagiaan mereka sendiri. Mungkin ia menjawab “main sama kucing” atau “dibacain buku.” Jawaban ini bisa jadi petunjuk bagi orang tua untuk lebih sering menyediakan aktivitas atau waktu berkualitas sesuai minat anak. Dengan mengenali hal yang membuatnya senang, anak juga belajar memahami emosinya sendiri.
3. Kalau bisa belajar apa saja di dunia ini, kamu pengen belajar apa?
Ini pertanyaan yang mendorong rasa ingin tahu. Anak mungkin bilang “main bola,” “jadi astronot,” atau “masak kue.” Orang tua jadi mendapat insight bakat dan minatnya, lalu bisa mengarahkan ke kegiatan yang mendukung perkembangan keterampilan tersebut. Anak pun merasa diakui dan didukung impiannya.
4. Kalau mau bertemu teman baru, kamu bakal ngenalin diri gimana?
Mengenalkan anak tentang keunikan dirinya dan membangun rasa percaya diri. Bagaimana ia mendeskripsikan dirinya? Apa yang ia anggap penting tentang dirinya? Dari sini orang tua bisa menumbuhkan rasa percaya diri dan kesadaran diri anak, sekaligus mengajarkan cara memperkenalkan diri dengan positif di situasi sosial baru.
5. Hal baik apa yang kamu lakukan hari ini?
Mengapresiasi perilaku positif anak dan mendorong kebiasaan refleksi diri. Anak belajar menyadari kebaikan yang ia lakukan sekecil apa pun. Orang tua juga punya kesempatan untuk memberi pujian tulus, memperkuat kebiasaan baik, dan mengajarkan nilai moral secara alami tanpa menggurui.
6. Kalau melihat teman sedih, apa yang akan kamu lakukan?
Membuka ruang bagi anak untuk belajar empati dan hubungan sosial yang sehat. Dari jawaban mereka, Moms & Dads bisa mengetahui seberapa peka anak terhadap lingkungan sosialnya. Jawaban anak juga bisa jadi awal diskusi tentang cara membantu teman dengan tepat tanpa merasa terbebani.
7. Kalau kamu sendirian, apa yang kamu pikirkan?
Membantu orang tua mengetahui mimpi, ketakutan, dan pikiran terdalam anak. Ini pertanyaan yang mengajak anak mengeksplorasi dunia batinnya sendiri. Orang tua bisa menemukan mimpi, ketakutan, atau ide unik anak yang jarang terungkap. Jawaban ini memberi insight penting tentang apa yang perlu didukung atau diperhatikan lebih dalam.
8. Kalau ada teman yang jahatin kamu, kamu mau ngapain?
Pertanyaan ini melatih kemampuan problem solving dan keberanian anak. Dari jawaban mereka, orang tua bisa tahu bagaimana anak memproses emosi saat menghadapi konflik. Ini kesempatan bagi Moms & Dads untuk membimbing cara merespons dengan tenang dan tegas, bukan agresif atau takut.
9. Kalau bisa jalan-jalan ke seluruh dunia, kamu mau kemana?
Pertanyaan ini menggali rasa ingin tahu dan preferensi anak terhadap budaya, tempat, atau pengalaman baru. Jawaban ini bisa menjadi ide liburan keluarga, juga membantu orang tua mengenal nilai yang penting bagi anak (misalnya suka alam, teknologi, hewan, atau seni).
10. Kamu paling senang kalau ayah dan bunda ngapain?
Pertanyaan terakhir ini memberi ruang bagi anak untuk mengekspresikan kebutuhan emosionalnya kepada orang tua. Jawabannya sering kali sederhana tapi bermakna, seperti “main bareng,” “dibacain buku,” atau “dipeluk.” Dari sini Moms & Dads bisa tahu apa yang membuat anak merasa dicintai, sehingga kualitas bonding meningkat.
Ngobrol dengan anak bukan sekadar rutinitas tetapi ini adalah fondasi hubungan yang sehat antara orang tua dan anak. Lewat obrolan yang sederhana, Moms & Dads bisa benar-benar memahami dunia batin anak yakni pikiran, perasaan, bahkan impian mereka. Semakin sering anak merasa didengarkan, semakin mudah ia mengembangkan kepercayaan diri, empati, dan keterampilan komunikasi yang positif.