Stop Bibit KKN dari Rumah: Cara Orang Tua Mendidik Anak Anti Korupsi
- freepik.com
Parenting – Setiap orang tua pasti ingin mendidik anaknya agar tumbuh menjadi pribadi yang baik, jujur, dan bertanggung jawab. Namun, seringkali tanpa disadari, pola asuh dan contoh sehari-hari yang tampak 'sepele' justru bisa menanamkan nilai-nilai yang keliru seperti bahwa hasil adalah segala-galanya, atau bahwa jalan pintas dan koneksi bisa menggantikan usaha.
Pemikiran seperti itu tidak hanya merusak karakter seseorang, tetapi dalam konteks masyarakat bisa menjadi bibit korupsi, kolusi, nepotisme (KKN).
Nilai-nilai seperti integritas, kejujuran, keadilan, dan kerja keras, idealnya dibentuk sejak anak masih sangat muda. Jika sejak kecil anak selalu melihat bahwa 'yang penting hasil', atau bahwa 'jalan pintas' dan 'kuasa' lebih penting daripada proses, maka lama kelamaan, ia bisa meyakini bahwa perilaku KKN itu adalah hal yang biasa bahkan 'normal'.
Artikel ini bertujuan untuk mengingatkan orang tua mengenai bahaya-bahaya tersebut, bagaimana pola asuh sehari-hari bisa membentuk karakter, dan apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya.
Bagaimana Nilai Terbentuk Sejak Dini
1. Anak belajar dari pola asuh dan contoh, bukan hanya kata-kata
Anak kecil sangat peka terhadap apa yang dilakukan orang tua, bukan hanya apa yang diucapkan. Jika orang tua mengatakan “kerja keras itu penting”, tetapi di kehidupan nyata lebih sering mengambil jalan pintas, mengandalkan koneksi, memprioritaskan hasil dengan segala cara maka anak akan melihat itu sebagai “aturan tak tertulis” yang boleh dilakukan.
2. 'Jalan pintas' dan 'koneksi' sebagai norma jika terus dibiasakan
- Anak melihat orang tua atau lingkungan: orang tua meminta guru menaikkan nilai, membelikan hadiah agar urusan mudah, atau menekankan bahwa uang menyelesaikan segala hal.
- Anak menyontoh perilaku: ditoleransi untuk menyontek, karena “yang penting nilainya bagus”.
- Jika ketidakjujuran / kecurangan dianggap wajar, maka integritas menjadi bisa dinegosiasi, dan keadilan dipandang sebagai sesuatu yang fleksibel.
3. Mindset yang bisa muncul jika hal-hal negatif ini tidak dicegah
Bila pola di atas terus terjadi, anak bisa tumbuh dengan mindset seperti:
- Integritas bisa dinego / tergantung situasi
- Kuasa dan koneksi lebih penting daripada usaha
- Keadilan bisa ditawar, tergantung siapa yang punya “pengaruh”
Menurut Penelitian “Pendidikan Anti Korupsi dalam Keluarga” menekankan bahwa pola pendidikan orang tua, terutama keteladanan (modeling), penguatan (reinforcing), dan pembiasaan (habituating) sangat penting agar karakter seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, dan integritas dapat tumbuh.
Agar Anak Tidak Tumbuh dengan Bibit Perilaku KKN, Berikut Beberapa Langkah Konkret:
1. Ajari bahwa proses lebih penting daripada hasil
Tekankan usaha, kejujuran, tanggung jawab dalam melakukan sesuatu, bukan hanya nilai akhir atau prestasi. Pujian ketika anak berusaha keras, walau hasilnya belum sempurna.
2. Tegas pada kejujuran, bahkan jika itu hal kecil
Jika anak menyontek atau berbohong kecil, jangan dibiarkan. Beri tahu bahwa kejujuran penting, walau itu berarti nilai atau hasilnya mungkin tidak sempurna.
3. Perlakukan anak dengan adil
Anak membandingkan perlakuan antar saudara atau teman. Jika anak merasa bias, bisa belajar bahwa keadilan bukanlah sesuatu yang selalu dipedomani. Perlakuan yang adil memperkuat konsep keadilan dalam diri anak.
4. Jangan biarkan “jalan pintas”
Jangan membiasakan menyiasati aturan demi kemudahan. Misalnya, meminta bantuan agar nilai dinaikkan, atau mengandalkan koneksi untuk mendapatkan keuntungan tak adil, biarkan anak memahami bahwa aturan dan usaha itu penting.
5. Menjadi teladan
Anak lebih percaya dan meniru perilaku nyata orang tua daripada sekadar mendengar ceramah. Orang tua harus konsisten seperti berkata jujur, menghargai aturan, tidak memanfaatkan koneksi secara tidak fair, menunjukkan bahwa hasil yang diraih lewat usaha dan integritas adalah yang paling membanggakan.
Karakter anak adalah pondasi masa depannya tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk masyarakat dan bangsa. Jika sejak awal kita membiarkan nilai-nilai seperti integritas dikorbankan demi hasil, atau membiarkan 'jalan pintas', 'koneksi', 'kuasa' menjadi solusi, maka tidak heran jika perilaku korupsi, kolusi, dan nepotisme terus terulang dari generasi ke generasi.
Dengan mendidik anak sejak kecil agar menghargai kejujuran, keadilan, usaha, dan tidak takut untuk berkata benar meski hasilnya sederhana atau tidak sempurna, kita membantu menanam benih karakter kuat yang dapat menolak godaan KKN. Meski tampaknya langkah-langkah ini sederhana, tetapi ketika dibiasakan secara konsisten, dampaknya sangat besar.
Mari kita mulai di rumah, karena rumah adalah sekolah pertama tempat anak belajar bukan hanya dari apa yang moms and dads katakan, tetapi dari apa yang orang tua lakukan.