Kenali 5 Love Language Anak & Cara Mengisinya agar Emosinya Stabil
- Freepik.com
Anak yang suka mengejek teman atau orang lain sering kali haus akan validasi positif. Pujian yang tulus, kata-kata penyemangat, dan apresiasi sederhana akan memenuhi kebutuhan mereka. Psikolog anak menekankan pentingnya “menyapa dengan positif” setiap kali anak melakukan hal baik.
Contoh: “Bunda bangga kamu sudah mau berbagi,” atau “Wah, kamu hebat sekali menggambar.”
3. Anak Suka Ngambek – Isi Tangki dengan Waktu Berkualitas (Quality Time)
Ngambek bisa jadi tanda anak merasa kurang diperhatikan. Anak dengan love language waktu berkualitas sangat butuh kehadiran orang tua secara penuh. Sisihkan waktu 10–15 menit tanpa gadget, hanya fokus bermain atau ngobrol dengan anak. Menurut psikolog, quality time membantu anak merasa berharga dan meningkatkan ikatan emosional.
4. Anak Tidak Suka Berbagi – Isi Tangki dengan Memberi Hadiah (Receiving Gift)
Sikap tidak mau berbagi sering kali muncul ketika anak belum merasa “cukup” secara emosional. Bukan berarti anak harus selalu diberi barang mahal, tetapi hadiah kecil dan bermakna bisa menunjukkan cinta. Misalnya, memberi stiker favoritnya setelah ia mau berbagi mainan. Psikolog menjelaskan hadiah bukan sekadar benda, melainkan simbol kepedulian orang tua yang anak rasakan.