Rules No. 1 Pernikahan: Bicara Baik Sama Pasangan, Jangan Malah Sebaliknya

Ilustrasi suami istri ngobrol santai
Sumber :
  • freepik.com

Parenting – Moms and Dads, pernahkah menyadari kalau sering kali kita bisa bersikap sangat sopan, halus, bahkan manis saat berbicara dengan orang lain, tetapi justru cuek, membentak, atau bicara sembarangan kepada pasangan sendiri? Padahal, pasangan adalah orang terdekat yang akan menemani sepanjang hidup, yang seharusnya justru mendapatkan kata-kata terbaik dari kita.

Sayangnya, banyak hubungan renggang bukan karena masalah besar, melainkan karena ucapan sehari-hari yang menyakitkan hati. Seperti kata pepatah, “Perkataan bisa jadi obat, tapi juga bisa jadi racun.”

Maka, rules no. 1 dalam hubungan suami istri adalah bicara dengan pasangan harus lebih baik daripada bicara dengan orang lain.

1. Pasangan Adalah Orang yang Paling Layak Mendapat Kata-Kata Baik

Menurut Dr. John Gottman, pakar pernikahan dari The Gottman Institute, kualitas komunikasi adalah indikator terbesar apakah pernikahan akan bertahan atau berakhir. Ia menegaskan, “Cara kita berbicara dengan pasangan menentukan apakah hubungan akan tumbuh semakin kuat atau justru retak perlahan.”

Artinya, kata-kata yang kita pilih sehari-hari apakah penuh penghargaan atau sebaliknya kasar dan tidak menghargai pasangan ini akan langsung memengaruhi kualitas ikatan emosional.

2. Jangan Sampai Orang Lain Dapat 'Emas', Pasangan Dapat 'Sisa'

Banyak orang mampu bersikap manis di luar rumah, seperti sopan pada teman kerja atau tetangga, namun di rumah justru memberikan 'sisa' energi dan emosi yang meledak-ledak kepada pasangan. Padahal, menurut laporan dari Psychology Today (2020), sikap ini bisa menimbulkan luka emosional mendalam karena pasangan merasa tidak dihargai.

Pasangan kita bukan “tempat sampah emosi”, melainkan sosok yang seharusnya menjadi prioritas untuk mendapatkan kata-kata yang lembut dan penuh kasih.

3. Cara Bicara Bisa Menjadi Penyelamat atau Perusak Hubungan

Menurut Gary Chapman, penulis buku The 5 Love Languages, “Cinta sering kali tidak hilang karena perasaan, tetapi karena kebiasaan kecil seperti tidak menjaga kata-kata.”

Saat kita memilih bicara dengan lembut, kita sedang mengisi "tangki cinta" pasangan. Sebaliknya, bicara dengan nada tinggi dan kasar bisa mengurasnya perlahan hingga habis.

4. Introspeksi, Bukan Menuntut

Perubahan dalam hubungan tidak akan tercipta jika hanya satu pihak yang menuntut. Justru, Moms and Dads perlu sama-sama introspeksi. Apakah selama ini kita lebih sabar pada orang lain dibandingkan dengan pasangan? Apakah nada bicara kita lebih halus ke orang lain, tapi lebih keras ke pasangan sendiri? Jika jawabannya iya, maka sudah saatnya memperbaiki cara komunikasi.

5. Mulailah dari Hal Sederhana

  • Biasakan menyapa pasangan dengan kata-kata positif setiap hari.
  • Jika marah, tahan diri untuk tidak membentak lalu ambil jeda sebelum berbicara.
  • Beri apresiasi kecil lewat ucapan sederhana seperti “terima kasih” atau “aku bangga padamu.”
  • Ingatkan diri sendiri bahwa pasangan adalah rumah, bukan lawan.

Hubungan suami istri ibarat taman, yang akan indah jika dirawat dengan kelembutan dan kasih sayang. Kata-kata adalah air yang menyiraminya setiap hari.

Jangan sampai orang lain mendapat “emas” berupa sikap manis dan lembut, sementara pasangan hanya mendapat “sisa” berupa emosi dan bentakan.

Seperti yang ditegaskan oleh Dr. John Gottman, “Bukan perbedaan besar yang menghancurkan pernikahan, melainkan interaksi negatif kecil yang berulang-ulang.” Maka, mulai hari ini, biasakanlah bicara lebih baik pada pasangan dibandingkan dengan orang lain. Karena dari cara kita berbicara, cinta bisa tumbuh lebih dalam atau justru pelan-pelan retak.