Ayah, Ajarkan 5 Hal Ini Sebelum Anak Laki-Laki Berusia 16 Tahun

Ilustrasi anak dan ayah
Sumber :
  • freepik.com

Parenting – Moms dan Dads, banyak orang tua berharap anak laki-lakinya tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, bertanggung jawab, dan berkarakter kuat. Namun sering kali, ketangguhan itu tidak hadir begitu saja. Ketangguhan itu perlu dibentuk. Nah disini peran ayah sangat penting dalam membentuk fondasi karakter anak laki-laki, terutama sebelum mereka memasuki usia remaja (16 tahun).

Bolehkan Sunat untuk Anak 1 Tahun? Ini Penjelasan Dokter

Psikolog keluarga Elly Risman, S.Psi. pernah mengatakan, “Anak laki-laki juga butuh dididik dengan kasih sayang, batasan, dan teladan. Tanpa itu, mereka bisa tumbuh rapuh, meski terlihat kuat di luar.

Berikut 5 hal penting yang perlu ayah ajarkan pada anak laki-lakinya:

1. Belajar Terima "Pukulan" dan Tidak Kabur

7 Cara Mendidik Anak Laki-Laki Agar Tidak Tumbuh Menjadi Sosok Patriarki

Bukan berarti membiarkan anak disakiti, melainkan melatih mental menghadapi tekanan dan masalah tanpa lari. Anak perlu belajar bahwa hidup penuh tantangan, dan kekuatan mental datang dari keberanian menghadapi, bukan menghindar.

Menurut American Psychological Association (APA), resiliensi anak terbentuk ketika mereka belajar menghadapi kesulitan, bukan dijauhkan darinya.

2. Belajar Bilang "Tidak"

Hati-hati, Dads! 5 Hal Ini Bisa Jadi Contoh Buruk untuk Anak Lelaki

Anak laki-laki harus bisa berkata “tidak” pada hal yang tidak sesuai dengan nilai hidupnya. Jika tidak, mereka bisa tumbuh menjadi pribadi “yes-man” yang mudah dimanfaatkan orang lain. Psikolog perkembangan Erik Erikson menekankan bahwa kemampuan mengambil keputusan sendiri adalah tanda kemandirian yang sehat pada remaja.

3. Belajar Menepati Janji

Janji adalah soal integritas. Seorang laki-laki dihargai bukan dari kata-katanya, tetapi dari konsistensi tindakannya. Saat ayah mencontohkan menepati janji, anak akan belajar bahwa harga diri datang dari kepercayaan yang dibangun, bukan sekadar omongan kosong.

4. Belajar Menerima Kekalahan

Kekalahan bukanlah aib, melainkan bagian dari proses menuju keberhasilan. Ayah perlu menanamkan mindset bahwa kalah adalah kesempatan belajar. Psikolog anak, Paul Tough dalam bukunya How Children Succeed, menjelaskan bahwa kemampuan anak untuk bangkit dari kegagalan lebih menentukan sukses mereka dibanding IQ.

5. Belajar Kontrol Amarah

Laki-laki sering dianggap “wajar” marah, padahal tanpa kontrol, kemarahan bisa merusak diri sendiri dan orang lain. Ajarkan anak untuk mengarahkan energi emosinya ke hal produktif seperti olahraga, seni, atau menulis.

Menurut Journal of Child Psychology and Psychiatry (2018), anak yang diajarkan regulasi emosi sejak dini cenderung lebih sukses dalam hubungan sosial dan akademis.

Moms dan Dads, anak laki-laki bukan dilahirkan kuat, tapi ditempa untuk menjadi kuat. Jika ayah tidak hadir mengajarkan nilai-nilai dasar ini, bisa jadi anak tumbuh menjadi pribadi yang rapuh, mudah goyah, atau bahkan kehilangan arah.

Ingatlah, kekuatan sejati bukan hanya soal fisik, tetapi mental, integritas, dan pengendalian diri. Yuk, Dads, sebelum anak berusia 16 tahun, pastikan lima hal ini sudah diajarkan. Karena pada akhirnya, ayah adalah role model pertama yang akan anak laki-laki tiru sepanjang hidupnya.