Perawatan untuk Atasi Trauma Melahirkan
- Freepik.com
Parenting – Menjadi ibu merupakan suatu kebahagiaan tersendiri. Namun, tak dapat dimungkiri bahwa beberapa wanita mengalami trauma setelah melahirkan.
Trauma melahirkan adalah kondisi mental yang tidak stabil akibat pengalaman melahirkan yang menakutkan, menyakitkan, atau menimbulkan perasaan negatif lainnya. Contohnya yakni durasi persalinan yang terlalu lama, perasaan diabaikan oleh orang di sekitar, komplikasi persalinan, atau hal lain yang memicu kekhawatiran berlebihan selama melahirkan.
Selain dari pengalaman pribadi, laman hellosehat.com menyebutkan bahwa trauma persalinan mungkin muncul ketika Anda menyaksikan proses persalinan yang rumit dari orang lain. Karena itulah, trauma melahirkan mungkin juga dirasakan oleh pasangan, bukan hanya yang melahirkan.
Meski mirip, trauma melahirkan berbeda dengan depresi postpartum. Trauma melahirkan berfokus pada pengalaman traumatis selama persalinan. Sementara itu, depresi postpartum berfokus pada kondisi mental setelah melahirkan. Namun, trauma melahirkan memang bisa meningkatkan risiko depresi postpartum.
Postpartum PTSD adalah kondisi yang bersifat sementara dan bisa disembuhkan selama mendapatkan perawatan yang tepat. Berikut adalah beberapa metode yang mungkin diberikan pada seseorang yang mengalami postpartum PTSD.
1. Psikoterapi
Psikoterapi yang mungkin direkomendasikan bagi orang-orang dengan postpartum PTSD adalah cognitive behavioral therapy (CBT) atau eye movement desensitization and reprocessing (EMDR). Terapi EMDR bertujuan untuk mengganti emosi negatif yang melekat akibat trauma melahirkan dengan pikiran dan perasaan positif.
Saat EMDR, terapis akan meminta Anda mengingat kembali peristiwa penyebab trauma sambil mengalihkan konsentrasi dengan suatu gerakan. Contohya menggerakkan mata ke kanan dan kiri mengikuti telunjuk atau mengetuk-ngetukkan tangan di meja sesuai ritme. Gerakan tersebut diharapkan bisa membantu menghilangkan trauma secara bertahap.
2. Dukungan dari orang sekitar
Seseorang yang mengalami trauma sangat membutuhkan dukungan dari orang di sekitar untuk menghadapi dan melawan ketakutannya.
Karena itulah keberadaan orang-orang terdekat, seperti suami, orang tua, dan sahabat dibutuhkan untuk mendampingi seseorang yang baru saja melahirkan.
Keberadaan orang terdekat juga bisa membantu mengenali gejala trauma yang sering kali tidak disadari oleh seseorang yang mengalaminya.
3. Minum obat
Dokter atau terapis mungkin meresepkan obat untuk mengatasi gejala yang menyertai trauma setelah melahirkan, contohnya antidepresan untuk mengatasi gejala depresi.
Sebelum meresepkan obat, dokter akan memastikan bahwa obat-obatan tersebut aman dikonsumsi selama masa menyusui dan tidak mengganggu produksi ASI. Pastikan Anda hanya mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter dan jangan menghentikan konsumsinya tanpa memberi tahu dokter.
Proses menjadi orang tua, terutama ibu, adalah masa-masa penuh kebahagiaan, tetapi juga sering kali disertai tantangan.
Oleh karena itu, jangan terlalu keras pada diri sendiri dan percayalah bahwa semuanya akan membaik seiring berjalannya waktu.