Bukan Butuh, Cuma Kebiasaan: Ini 6 Pola Pikir Penimbun Barang yang Sering Nggak Disadari

Ilustrasi hoarding disorder
Sumber :
  • Freepik.com

  6.   “Dus elektronik disimpan biar nanti kalau dijual harganya nggak jatuh.”

Mengapa Remaja Rentan Gangguan Mental? Ahli IDAI Ungkap Alasannya

Akhirnya, kardus bekas menumpuk dan makan tempat. Padahal, tidak semua orang benar-benar peduli dengan dus asli saat membeli barang second.

Apakah Moms pernah berpikir hal seperti diatas? Hati-hati kalau pola pikir ini terus dibiarkan bisa berkembang menjadi hoarding disorder. Dampaknya bukan cuma rumah jadi berantakan, tapi juga bisa memengaruhi kesehatan mental, memicu stres, bahkan mengganggu hubungan keluarga.

5 Tanaman Hias yang Mudah Ditanam dan Anti Ribet di Rumah, Bikin Rumah Makin Estetik

Moms, yuk mulai lebih bijak dengan barang-barang di rumah. Bedakan antara “butuh” dan “sayang dibuang”. Menyimpan seperlunya justru bikin rumah terasa lega, rapi, dan hati lebih tenang. Kalau merasa kesulitan melepas barang, coba mulai dari langkah kecil seperti, sortir 5 barang per minggu untuk dibuang, didonasikan, atau dijual.

Dengan kesadaran dan langkah tepat, kita bisa menjaga rumah tetap sehat, nyaman, serta bebas dari timbunan yang tidak perlu, sekaligus mendukung kesehatan mental yang lebih baik. Rumah yang lega bikin pikiran juga lega. Jangan sampai rumah kita jadi museum masa lalu yang penuh barang tak terpakai.

Belajar Cinta Tanah Air dari Rumah, Kegiatan Edukatif Bersama Keluarga