Jangan Paksa Anak Bisa Menulis! Kenali 8 Tahapan Pra-Menulis Agar Motorik Halus Si Kecil Siap

Ilustrasi anak menulis
Sumber :
  • Freepik.com

Parenting – Banyak orang tua ingin anaknya cepat pandai menulis. Namun, memaksa anak menulis sebelum siap justru dapat membuat anak stres, frustasi, atau kehilangan minat belajar. Menurut psikolog anak, kemampuan menulis bukan sekadar mengenal huruf, melainkan hasil dari proses panjang perkembangan motorik halus, koordinasi mata dan tangan, kontrol tekanan, serta kemampuan visual.

Mengutip University of Wollongong, Early Start Research (Dr. Catherine Neilsen-Hewett) penelitian tentang pra-literasi dan keterampilan pra-menulis anak usia, menekankan bahwa tahapan pra-menulis sama pentingnya dengan kemampuan menulis itu sendiri. Orang tua sebaiknya fokus membangun fondasi keterampilan motorik halus anak secara bertahap, bukan memaksa anak menulis huruf sebelum ia siap.

Mengapa Anak Tidak Boleh Dipaksa Menulis Terlalu Dini?

Menulis membutuhkan koordinasi otot tangan, kontrol tekanan, dan keterampilan visual. Memaksa anak sebelum siap dapat menimbulkan penolakan, mengurangi rasa percaya diri, bahkan membuatnya trauma pada aktivitas menulis. Tahapan pra-menulis membantu anak mengembangkan dasar keterampilan dengan cara menyenangkan dan sesuai usianya.

Psikolog anak Elizabeth Santosa, M.Psi. menyatakan, “Orang tua perlu memahami bahwa kemampuan menulis adalah keterampilan kompleks. Jika dasar motorik halusnya belum matang, anak akan kesulitan memegang pensil dengan tepat, mengontrol tekanan, dan mengikuti pola.”

Tahapan Penting Sebelum Anak Belajar Menulis Huruf

1. Mencorat-Coret Bebas di Kertas Penuh

Tahapan awal ini memberi anak kebebasan bereksperimen dengan bentuk, garis, dan warna. Ini melatih otot tangan, pergelangan, dan kreativitas.

2. Mencorat-Coret dalam Kontrol (Kotak Batas)

Orang tua bisa menggambar kotak besar di kertas, lalu minta anak mencorat-coret di dalamnya. Ini melatih kesadaran batas dan koordinasi mata dan tangan.

3. Menyambungkan Dua Titik

Latihan ini membantu anak belajar mengatur tekanan pensil dan mengarahkan garis sesuai target.

4. Menghubungkan Titik-Titik Berurutan

Belajar mengikuti pola dan urutan secara bertahap membantu anak memahami konsep arah dan ritme tangan.

5. Menggambar Garis Lurus

Langkah ini melatih presisi dan kontrol tangan anak sehingga ia mampu menarik garis dengan stabil.

6. Menggambar Lengkungan (Curves)

Lengkungan membantu anak menguasai pergerakan tangan yang lebih fleksibel, penting untuk bentuk huruf tertentu.

7. Menggambar Pola atau Pattern (Garis, Zig Zag, Lingkaran)

Latihan pola mengasah daya ingat visual, ritme, dan koordinasi tangan. Aktivitas ini menyenangkan dan bisa dibuat seperti permainan.

8. Menjiplak Huruf atau Tracing Alphabet

Jika fondasi sudah kuat, barulah anak diajarkan menjiplak huruf. Ini adalah langkah awal mengenal bentuk huruf secara konsisten.

Tips Agar Proses Belajar Menulis Menyenangkan

  • Gunakan Media Variatif: krayon besar, cat air, pasir, papan tulis mini, atau stik es krim untuk melatih otot tangan.
  • Jangan Bandingkan Anak: setiap anak punya tempo perkembangan berbeda.
  • Berikan Pujian: apresiasi proses, bukan hanya hasil.
  • Buat Jadwal Singkat: latihan cukup 10–15 menit agar anak tidak cepat bosan.

Psikolog pendidikan Dr. Catherine Neilsen Hewett (University of Wollongong) menegaskan bahwa keterampilan pra-menulis perlu dikembangkan melalui permainan dan aktivitas sensorik, bukan hanya latihan menulis formal.

Menulis adalah keterampilan kompleks yang membutuhkan fondasi kuat. Jangan memaksa anak menulis huruf sebelum ia mahir melakukan tahapan pra-menulis seperti mencorat-coret bebas, menghubungkan titik, menggambar garis lurus hingga pola. Dengan cara ini, anak akan lebih siap secara motorik, emosional, dan mental saat belajar menulis huruf.

Ingatlah moms,  proses belajar yang menyenangkan dan bertahap akan menghasilkan anak yang lebih percaya diri dan mencintai aktivitas menulis.