Rahasia Mencetak Anak Cerdas: Jadi Orangtua yang Mau Terus Belajar
- freepik.com
Parenting – Sebagai orangtua, wajar jika Moms & Dads ingin anak tumbuh menjadi pribadi yang pintar, sukses, dan memiliki masa depan cerah. Namun, ada satu fakta yang sering luput dari perhatian, banyak orangtua yang hanya fokus habis-habisan pada pendidikan anak, tapi mengabaikan pengembangan diri mereka sendiri. Bagi sebagian orang, jenjang pendidikan formal sudah selesai, sehingga merasa tidak perlu lagi belajar. Padahal, menurut Daniel J. Siegel & Tina Payne Bryson dalam The Whole-Brain Child (2011), perkembangan otak anak sangat dipengaruhi oleh perkembangan otak orangtuanya.
ilustrasi belajar bersama
- freepik.com
Banyak orangtua “terpaksa” memprioritaskan kecerdasan anak, kadang sebagai bentuk pelampiasan dari masa lalu, keinginan memberikan fasilitas belajar yang dulu tidak mereka dapatkan. Nyatanya, kondisi ekonomi yang melemah, harga kebutuhan yang kian melambung, serta biaya pendidikan yang terus naik membuat orangtua ngos-ngosan demi membiayai sekolah anak. Sayangnya, di tengah upaya itu, mereka melupakan satu hal penting yaitu pendidikan diri sendiri tidak kalah berharga.
Penelitian menunjukkan bahwa otak anak bekerja layaknya “cermin” (mirroring) dari otak orangtua. Jika orangtua terus belajar, mengasah keterampilan baru dan melatih kemampuan berpikirnya, anak akan terpapar contoh nyata bahwa belajar adalah proses seumur hidup. Otak anak pun berkembang mengikuti stimulasi yang diberikan lingkungan terdekatnya.
Jika orangtua berhenti belajar, mereka bukan hanya memberi contoh pasif pada anak, tapi juga berisiko mengalami penurunan fungsi otak. Studi membuktikan bahwa berhenti mengasah kemampuan kognitif meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti Alzheimer.
Mengapa Orangtua Perlu Terus Mengembangkan Diri?