Anak 5 Tahun Belum Bisa Membaca? Tenang, Moms! Ini Penjelasan Dokter dan Psikolog Anak

Ilustrasi Anak Membaca
Sumber :
  • Freepik.com

Parenting – Banyak orang tua mulai khawatir ketika anak usia 5 tahun belum bisa membaca, apalagi saat melihat teman sebayanya sudah lancar mengeja atau bahkan membaca buku cerita. Kekhawatiran ini wajar, karena membaca sering dianggap sebagai “tolak ukur” kecerdasan dan kesiapan sekolah. Namun, penting bagi Moms and Dads untuk memahami bahwa perkembangan literasi anak tidak bisa disamaratakan.

Bagaimana Membiasakan Anak Menulis Diary Setiap Hari? Ini Caranya

Setiap anak memiliki ritme belajar yang unik. Pada usia 5 tahun, kemampuan membaca belum selalu matang, apalagi bagi anak laki-laki yang umumnya lebih menonjol di keterampilan motorik kasar dibanding bahasa dan literasi. Sementara anak perempuan cenderung lebih cepat dalam hal berbicara dan mengenal huruf.

Literasi sendiri bukan sekadar kemampuan membaca huruf, tetapi mencakup kemampuan memahami, mendengarkan, berbicara, dan menghubungkan makna dari bahasa yang digunakan sehari-hari. Jadi, sebelum panik karena anak belum bisa membaca, penting untuk melihat dulu kesiapan anak, apakah anak sudah punya fondasi kesiapan membaca?

Menulis Diary Sejak SD: Cara Sederhana Membentuk Anak yang Mindful dan Kreatif

Jangan buru-buru panik, Moms dan Dads. Setiap anak memiliki tempo belajar yang berbeda, dan tugas utama orang tua adalah mendampingi dengan sabar, bukan menuntut berlebihan.

Menurut dr. Tjhin Wiguna, Sp.KJ (K), seorang psikiater anak dan remaja dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kemampuan membaca anak tidak hanya dipengaruhi oleh latihan, tetapi juga kesiapan otak kiri dan fungsi bahasa yang berkembang seiring usia. “Kalau otak anak belum siap, dipaksa pun tidak akan efektif. Justru bisa membuat anak stres dan kehilangan minat belajar,” jelasnya.

Anak Belum Bisa Berjalan? Berikut 10 Cara Efektif Mengajarinya

Idealnya, kemampuan membaca mulai berkembang di usia 5–7 tahun. Sebelum itu, anak perlu banyak mendapat stimulasi melalui kegiatan yang menyenangkan seperti membaca buku bergambar bersama, bermain teka-teki huruf, bernyanyi lagu alfabet, atau mendengarkan cerita. Aktivitas ini membantu memperkuat daya ingat, fokus, dan kosakata anak sebelum benar-benar siap membaca.

Psikolog pendidikan Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si. juga menegaskan pentingnya memperhatikan tanda-tanda kesiapan membaca anak. “Kesiapan membaca bukan hanya bisa mengenal huruf, tapi juga melibatkan kemampuan fokus, mendengarkan dengan baik, dan memahami cerita. Kalau belum siap, sebaiknya berikan stimulasi, bukan tekanan,” ujarnya dalam wawancara dengan Kompas Health.

Halaman Selanjutnya
img_title