7 Cara Orang Tua Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak Menurut Pakar

Ilustrasi Kecerdasan Emosional Anak
Sumber :
  • freepik.com

Parenting – Banyak orang tua fokus pada nilai akademik anak di sekolah, menuntut anak agar selalu mendapatkan nilai yang sempurna. Padahal ada hal lain yang tak kalah penting yakni kecerdasan emosional (EQ). EQ adalah kemampuan mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri serta orang lain. Menurut Daniel Goleman (psikolog Harvard sekaligus penulis Emotional Intelligence), EQ justru berperan jauh lebih besar dalam kesuksesan seseorang dibanding kecerdasan intelektual (IQ).

Kecerdasan Anak Bisa Diprediksi Sejak 7 Bulan, Ini Cara Mengoptimalkannya

Penelitian dari American Psychological Association (APA) menunjukkan anak yang memiliki EQ tinggi lebih mudah bersosialisasi, lebih mudah adaptasi, lebih kuat saat menghadapai kesulitan dan tekanan, serta lebih sukses secara akademik dan emosional. Artinya, sejak dini orang tua perlu mengasah EQ anak agar tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan peduli pada lingkungan sekitar agar sukses di masa depan.

Menurut Daniel Goleman, kecerdasan emosional meliputi lima pilar utama yakni kesadaran diri, pengelolaan emosi, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Anak-anak yang terbiasa mengenali dan mengelola emosi cenderung lebih percaya diri, lebih mudah mengatasi konflik, lebih terampil bekerja sama dan lebih sehat secara mental.

Anak dengan Love Language Physical Touch: Pentingnya Pelukan, Dampak & Bahayanya Jika Terabaikan

Psikolog anak Dr. Laura Markham (Aha! Parenting) menegaskan bahwa anak belajar mengelola emosi dari interaksi sehari-hari dengan orang tuanya. Pola komunikasi yang hangat dan penuh empati menjadi fondasi utama pembentukan EQ.

Cara Orang Tua Membangun & Meningkatkan EQ Anak

1. Jadi Teladan Pengelolaan Emosi

Anak belajar dari melihat. Ketika orang tua mampu mengelola stres, marah, atau kecewa dengan cara sehat, anak akan meniru pola tersebut. Menurut Dr. Markham, “anak-anak belajar bukan dari apa yang kita katakan, tetapi dari apa yang kita lakukan.”

2. Kenalkan Emosi Sejak Dini

Waspada! Tanpa Sadar Kita Bisa Jadi Orang Tua yang "Sombong" pada Anak

Gunakan bahasa sederhana untuk menjelaskan emosi seperti “Bunda sedih ya, karena…,” atau “Kamu terlihat senang sekali karena…”

Cara ini membantu anak memahami dan menamai perasaannya. Studi APA (2020) menunjukkan pelabelan emosi membantu anak lebih cepat pulih dari stres.

3. Validasi Perasaan Anak

Hindari menghakimi atau meremehkan emosi anak (“Ah cuma gitu aja nangis”). Sebaliknya, akui perasaan mereka seperti “Bunda tahu kamu kecewa karena mainannya rusak.” Validasi membuat anak merasa dimengerti dan belajar menerima emosinya sendiri.

4. Latih Empati dengan Bertanya

Ajak anak memikirkan perasaan orang lain seperti “Kalau kamu jadi dia, kamu merasa bagaimana?” Menurut Daniel Goleman, empati adalah inti dari kecerdasan emosional.

Ilustrasi Kecerdasan Emosional Anak

Photo :
  • freepik.com

5. Ajarkan Strategi Mengelola Emosi

Ajarkan anak teknik sederhana seperti menarik napas dalam-dalam, menghitung sampai lima, atau menulis perasaan. Teknik ini membantu mereka menenangkan diri saat marah atau cemas.

6. Dorong Keterampilan Sosial Sehari-Hari

Libatkan anak dalam kegiatan kelompok seperti bermain bersama, berbagi mainan, atau proyek sekolah. Keterampilan sosial yang dilatih sejak kecil memudahkan anak bekerja sama di kemudian hari.

 7. Berikan Apresiasi pada Usaha Mengelola Emosi

Pujilah anak ketika mereka berhasil mengendalikan diri seperti “Bunda senang kamu bisa sabar menunggu giliran.” Ini memperkuat perilaku positif.

Kolaborasi dengan Sekolah dan Lingkungan

Psikolog pendidikan Prof. Maurice Elias (Rutgers University) menyatakan bahwa pendidikan karakter dan keterampilan sosial-emosional yang diajarkan secara konsisten di rumah dan sekolah meningkatkan performa akademik sekaligus kesehatan mental anak. Maka, komunikasi antara orang tua dan sekolah penting agar stimulasi EQ berjalan selaras.

Membangun kecerdasan emosional anak bukan proses instan, tetapi investasi jangka panjang. Dengan menjadi teladan, mengenalkan emosi, memvalidasi perasaan, mengajarkan empati, serta melatih keterampilan sosial sejak dini, orang tua membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, peduli, dan tangguh menghadapi tantangan hidup.

Ingat ya moms and dads, seperti yang disampaikan Daniel Goleman, “IQ mungkin membuka pintu, tetapi EQ yang menentukan seberapa jauh Anda melangkah.” Dengan dukungan orang tua, anak-anak bisa memiliki keduanya untuk masa depan yang lebih cerah.