Cara Bijak Orang Tua Mendampingi Anak di Masa Pubertas Menurut Psikolog
- Freepik.com
Parenting – Masa pubertas adalah fase penting dalam tumbuh kembang anak, yang seringkali membingungkan baik bagi anak maupun orang tua. Perubahan fisik, emosional, dan psikologis datang bersamaan, membuat anak tampak "berbeda" dari sebelumnya.
Mereka bisa lebih mudah tersinggung, tiba-tiba pendiam, atau justru lebih sering melawan. Nah, di sinilah tugas besar orang tua hadir. Bukan sekadar mengawasi, tetapi juga mendampingi dengan sabar, penuh empati, dan komunikasi terbuka.
1. Memahami Perubahan yang Dialami Anak
Menurut psikolog keluarga Bunda Elly Risman, Psi, pubertas bukan hanya tentang tubuh yang berubah, tetapi juga tentang emosi dan cara berpikir yang ikut berkembang. Ia mengatakan:
“Orang tua seringkali hanya memperhatikan perubahan fisik anak, padahal perubahan yang lebih dulu muncul justru pada emosi dan pola pikir. Anak jadi lebih sensitif, mudah tersinggung, bahkan bingung dengan dirinya sendiri.”
Perubahan ini wajar, tapi bagi anak bisa terasa menakutkan karena mereka tidak tahu harus cerita pada siapa.
2. Menjadi Tempat Aman bagi Anak
Anak yang sedang puber butuh orang tua sebagai tempat aman. Jangan buru-buru melabeli mereka "lebay" atau "nakal". Sebaliknya, coba berikan ruang untuk mendengar. Dengan begitu, anak merasa dirinya diterima meski sedang mengalami banyak gejolak batin.
Psikolog anak dan remaja, Dr. Seto Mulyadi, juga menekankan bahwa, “Komunikasi yang terbuka dan penuh kasih akan membuat anak lebih percaya diri menghadapi masa pubertas. Jika tidak, anak bisa mencari jawaban di luar, yang belum tentu benar.”
3. Menyikapi Sikap Anak yang Berubah
- Jaga komunikasi hangat. Ketika anak mulai pendiam atau menjaga jarak, jangan memaksa. Mulailah dengan percakapan ringan.
- Hargai privasi. Anak puber mulai butuh ruang pribadi. Menghargai privasi mereka adalah bentuk kepercayaan.
- Jangan bandingkan. Hindari membandingkan anak dengan teman atau saudara. Ini hanya menambah tekanan.
- Dampingi dengan sabar. Pubertas adalah proses, bukan perubahan semalam. Kesabaran orang tua jadi kunci utama.
4. Tugas Orang Tua di Masa Pubertas
- Menjadi pendengar aktif. Bukan hanya memberi nasihat, tapi juga memahami perasaan anak.
- Memberi edukasi dengan benar. Anak butuh pengetahuan seputar perubahan tubuh dan emosi yang dialami agar tidak mencari informasi dari sumber yang salah.
- Menjadi role model. Anak meniru sikap orang tuanya. Maka, tunjukkan sikap tenang, menghargai, dan penuh empati.
Pubertas bukanlah fase yang harus ditakuti, melainkan momen penting bagi anak dan orang tua untuk semakin dekat. Saat anak ada perubahan menjadi lebih sensitif, pendiam, atau mudah tersinggung, itu tanda mereka sedang belajar mengenal dirinya.
Tugas orang tua adalah hadir dengan sabar, mendampingi tanpa menghakimi, serta menjadi tempat anak merasa aman untuk berbagi. Seperti kata Bunda Elly Risman, “Kalau bukan orang tuanya yang jadi sahabat, anak akan mencari sahabat lain di luar rumah.”
Dengan komunikasi yang terbuka, kasih sayang yang konsisten, dan sikap penuh pengertian, orang tua bisa membantu anak melewati masa pubertas dengan lebih percaya diri dan sehat, baik secara fisik maupun emosional.