Fenomena Fatherless, Beri Dampak Signifikan Bagi Tumbuh Kembang Anak
- freepik.com
Parenting – Data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) dan Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan hampir seperlima anak Indonesia tumbuh tanpa kehadiran ayah. Bukan hanya karena perceraian atau kematian, tapi juga karena pekerjaan yang membuat ayah jauh dari keluarga. Akibatnya, banyak anak kehilangan figur teladan yang seharusnya membentuk karakter, rasa aman, dan kesehatan mental mereka. Inilah yang disebut fatherless, bukan karena ayah tiada, tetapi karena ayah memilih absen.
Ketika peran ini diabaikan, anak bisa kehilangan pegangan hidup. Mereka tumbuh dengan luka yang tak terlihat, merasa kosong, bahkan mencari figur di luar rumah yang belum tentu tepat. Sayangnya, banyak orangtua baru sadar ketika anak sudah remaja dan sulit diarahkan. Saat itulah kita tersadar, ternyata abainya kita hari ini, bisa jadi penyesalan besar di masa depan.
Ilustrasi anak dan ayah
- freepik.com
Namun jangan khawatir, tidak ada kata terlambat untuk berubah. Anak tidak butuh ayah yang serba bisa atau sempurna. Mereka hanya butuh ayah yang hadir dan konsisten. Bahkan hal sederhana seperti mendengarkan cerita anak, ikut menemaninya belajar, atau sekadar mengucapkan "ayah sayang kamu" mampu menjadi vitamin jiwa yang menumbuhkan rasa aman.
Tiga hal utama yang tidak boleh diabaikan menurut Christine Wibowo, Psikolog Unika Soegijapranata:
1. Memenuhi kebutuhan keluarga, bukan hanya materi tapi juga perhatian dan rasa aman.
2. Mendidik karakter lewat keteladanan, karena anak meniru sikap ayah jauh lebih cepat daripada menelan nasihat.