Kenapa Anak Ngeyel? 5 Penyebab yang Wajib Moms Tau
- Freepik.com
Ini disebut dengan disonansi kognitif. Ini terjadi saat anak mendengar sesuatu dari orang tua yang berbeda dengan pengalamannya. Misalnya, orang tua berkata “jangan teriak”, tetapi orang tua sendiri sering berteriak. Anak akan merasa bingung dan bisa merespons dengan bantahan.
Solusinya, jadilah teladan yang konsisten, karena anak belajar lebih banyak dari apa yang ia lihat daripada yang ia dengar.
5. Frustasi Usia Pra Remaja atau Remaja
Memasuki usia pra remaja dan remaja, anak mengalami perubahan besar, baik secara fisik, emosional, maupun sosial. Pada fase ini, mereka mulai mencari identitas diri dan ingin diakui sebagai individu yang mandiri. Ketika merasa tidak dipahami atau terkekang, bantahan menjadi bentuk ekspresi paling mudah.
Solusinya, alih-alih menanggapi dengan kemarahan, cobalah mendengarkan sudut pandang mereka. Ajukan pertanyaan terbuka seperti “Menurut kamu, apa yang sebaiknya kita lakukan?” sehingga anak merasa pendapatnya berharga.
Jadi, Moms, bantahan anak itu bukan tanda bandel, tapi justru bentuk komunikasi yang menunjukkan ada kebutuhan yang belum terpenuhi. Dengan memahami lima faktor pemicu menurut Sarah Ockwell-Smith — mulai dari kurangnya empati, stres, keinginan akan kontrol, disonansi kognitif, hingga frustrasi remaja, orang tua dapat merespons lebih sabar, bijaksana, dan penuh kasih.
Pada akhirnya, yang dibutuhkan anak bukanlah orang tua yang sempurna, melainkan orang tua yang mau mendengar, memahami, dan konsisten dalam mendampingi tumbuh kembang mereka.