Mengenal Lebih Dalam, Ego Anak yang Harus Dibangun Seorang Ayah
- freepik.com
Parenting – Membangun ego anak merupakan tugas seorang ayah. Psikolog Senior Adriano Rusfi menjelaskan, selama ini ego diidentifikasikan dengan egoisme. Padahal sangat berbeda. Jika berbicara tentang ego, yang dimaksud ego adalah kepribadian.
Dikutip dari laman Instagram talkparenting, masyarakat Indonesia selama ini mendengar kata ego dipersepsikan negatif, jelek, dan tidak baik. Ego diidentikkan dengan egoisme. Padahal sangat berbeda, yang dimaksud ego adalah kepribadian. Berasal dari kata pribadi. Disebut kepribadian karena sifatnya pribadi, orang per orang. Karena itu disebut kepribadian.
Anak yang punya ego adalah anak yang punya kepribadian. Kalau tidak mendidik dan melatih ego anak, berarti anak itu tidak memiliki kepribadian. Maka dia menjadi "we", menjadi "kita". Jangan sampai anak kehilangan jati diri, tak lagi berani tampil sebagai "aku". Anak harus berani.
Ego adalah identitas diri. Anak yang tidak punya ego tidak bisa membedakan dirinya dengan orang lain. Orang Indonesia sangat hobi dengan keseragaman. Ego harus muncul agar anak bisa membedakan diri. Agar anak tidak larut dan terbawa. Ketika temannya pakai baju biru, sementara anak ingin baju merah, karena tidak punya ego, anak merasa tidak enak, takut dibilang tidak kompak, sehingga ia ikut pakai baju biru. Lalu merembet ke hal lain. Temannya merokok, karena tidak punya ego, takut dimusuhi, akhirnya ikut larut.
Biarkan anak belajar mempertahankan haknya. Jika anak, "ini mainanku, aku nggak mau berbagi sama kamu." ltu benar jika terjadi di usia sebelum 7 tahun. Jika ia sudah berusia di atas 7 tahun, maka itu salah. Karena di atas umur 7 tahun sudah bicara tentang kewajiban, kebersamaan, sosiabilitas, berbagi. Sebelum ia berumur 7 tahun biarkan ia bicara tentang hak-haknya. Belajar mempertahankan haknya, tidak mudah menyerah, tidak mudah melepaskan properti pribadinya.
Agar ia kelak tidak mudah melepaskan properti pribadinya, melepaskan keperawanan, kegadisan. Didik anak dari awal untuk punya ego. Sehingga saat dicolek sedikit, ia bisa melawan. Salah satu cara mendidik ego anak adalah jangan terbiasa mengintervensi anak pada saat anak sedang mempertahankan haknya, propertinya. Biarkan ia berjuang sejak kecil. Hal-hal semacam ini terlihat sepele, tapi sangat berpengaruh dan ini menjadi tugas seorang ayah untuk mendidik ego anak.