Sering Bermain Gadget Pengaruhi Speech Delay Pada Anak, Ini Kata Menkes

ilustrasi anak main gadget
Sumber :
  • freepik.com

Parenting – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, sebagian besar anak yang mengalami speech delay atau keterlambatan bicara, karena sering bermain media sosial (Medsos) dan jarang berinteraksi dengan teman-temannya.

9 Cara Membantu Si Kecil Menemukan Bakat dan Minatnya

Dikutip dari laman Kompas.com, speech delay merupakan kondisi ketika perkembangan bicara dan bahasa anak mengalami keterlambatan.

“Sesudah kita screening kenapa terlambat bicara? Karena terlampau banyak aktivitasnya itu, tidak bermain dengan teman-temannya secara sosial. Tapi menghabiskan waktunya melihat gadget,” kata Budi di kompleks Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

Mengenal Lebih Dalam, Ego Anak yang Harus Dibangun Seorang Ayah

Budi mengatakan, fenomena ini terungkap ketika Kemenkes mendapati banyaknya orang tua yang membutuhkan jasa terapis wicara untuk anak-anak mereka. Kemenkes kemudian menyimpulkan, penggunaan media sosial berlebih pada anak, menimbulkan masalah kesehatan psikomotorik terutama verbal.

“Akibatnya mereka terlambat untuk bisa bicara dan harus dikirim ke terapis-terapis wicara,” ujar Budi.

Anak Kurang Kasih Sayang, saat Dewasa Jadi Suka Cari Perhatian (Caper), ko Bisa?

Selain psikomotorik, lanjutnya, paparan media sosial berlebih pada anak juga memicu gangguan kesehatan mental (mental disorder). Kemenkes mendapati, banyak anak-anak menderita anxiety disorder (gangguan kecemasan) dan depression disorder (gangguan depresi).

“Karena mereka terekspose secara berlebihan ke sosial media, sehingga mereka melihat sesuatu yang memengaruhi kondisi jiwanya, kondisi mentalnya,” tutur Budi.

Budi lantas menyatakan, pihaknya mendukung peraturan pembatasan penggunaan media sosial pada anak sekaligus perintah Presiden Prabowo Subianto untuk aturan perlindungan anak di dunia digital.

“Jadi dua isu itu, isu kesehatan mental dan isu kesehatan psikomotorik khusus yang kemampuan wicara itu menjadi konsen kami,” pungkas Budi.