Anak Tantrum Karena Tak Dibelikan Mainan? Jangan Panik Moms, Ini Kunci Menghadapainya!
- freepik.com
4. Biarkan Anak Tenang Sendiri (Jika Aman)
Kadang-kadang, anak hanya butuh waktu untuk meluapkan emosinya. Selama aman, biarkan ia menangis sampai reda, lalu dekati dengan lembut setelah emosinya mereda
5. Diskusikan Setelah Tantrum Reda
Ketika anak sudah tenang, bicarakan dengan sederhana: “Tadi adik marah karena mainannya jatuh ya? Kalau marah, coba bilang sama ibu, jangan teriak-teriak.” Hal ini membantu anak belajar mengekspresikan emosi dengan kata-kata.
Kunci suksesnya adalah kombinasi antara konsisten dan empati. Kenapa ini penting? karena anak perlu belajar regulasi emosi, bukan dapat apa yang mereka inginkan Jika setiap emosi negatif anak direspons dengan memenuhi keinginannya, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak tahan frustrasi. Ia akan merasa bahwa dunia harus selalu memuaskan keinginannya.
Sebaliknya, jika orangtua mampu menenangkan anak tanpa mengalah pada keinginannya, maka anak belajar bahwa, rasa kecewa itu boleh dan wajar. Tapi rasa kecewa bisa dihadapi, dikelola, dan tidak selalu harus dilampiaskan dengan menangis atau marah. Tidak semua keinginan akan selalu terpenuhi, itulah kehidupan nyata.
Momen tantrum adalah momen belajar. Tantrum adalah bagian dari tumbuh kembang emosi anak. Reaksi yang muncul bukan karena anak “manja” atau “nakal”, tapi karena belum tahu cara mengelola kecewa. Jangan buru-buru marah ya Moms dan juga jangan juga langsung menyerah. Sebaliknya, hadapi dengan empati, konsistensi, dan kehadiran emosional. Karena di momen inilah, Moms & Dads sedang membantu anak menjadi pribadi yang lebih kuat, sabar, dan matang secara emosional.