Kenapa Anak Perempuan Sering Jutek ke Ayah? Ini Penjelasan Psikologi Perkembangan
- freepik.com
Parenting – Pernah nggak sih, kita melihat anak perempuan yang awalnya manis tiba-tiba jadi jutek atau terlihat “ngambek” sama ayahnya? Banyak orang mengira ini tanda anak manja atau sedang melawan.
Padahal menurut psikologi perkembangan, Menurut John Santrock dalam buku Life-Span Development, hubungan ayah-anak perempuan membentuk dasar pengalaman emosional anak perempuan di masa depan dan fenomena ini punya makna yang jauh lebih dalam.
1.Anak Perempuan Lebih Ekspresif Secara Emosional
Secara umum, anak perempuan memiliki kecenderungan lebih ekspresif dibanding anak laki-laki. Mereka lebih mudah mengekspresikan perasaan lewat kata-kata, ekspresi wajah, hingga perilaku seperti ngambek atau diam. Ngambek sering kali bukan sekadar “drama,” melainkan sinyal bahwa anak butuh perhatian dan koneksi emosional, khususnya dari ayahnya.
2. Hubungan Ayah dan Anak Perempuan Itu Unik
Menurut psikologi perkembangan, ayah adalah role model pertama bagi anak perempuan tentang bagaimana ia diperlakukan oleh laki-laki di masa depan. Dari ayahnya, anak belajar:
- Bagaimana didengarkan. Anak merasa dihargai saat ayah benar-benar mendengarkan ceritanya.
- Bagaimana dihargai. Cara ayah menghargai perasaan dan pendapat anak akan membentuk rasa percaya diri anak.
- Bagaimana dipahami. Anak belajar empati dan batasan emosional melalui respons ayah terhadap perasaannya.
Ilustrasi anak dan ayah marah
- Freepik.com
3. Perbedaan Cara Respon Ayah & Anak Perempuan
Sering kali, ayah merespons masalah dengan logika lalu mencarikan solusi cepat, memberi nasihat, atau menganggap masalah selesai dengan satu-dua kalimat. Padahal, anak perempuan justru sedang mencari respon emosional seperti ingin divalidasi, didengarkan, dan dimengerti. Ketika respon emosional ini kurang, muncullah jarak emosional yang anak coba isi lewat sikap ngambek atau jutek.
4. Tips Praktis untuk Ayah
Agar hubungan tetap hangat dan bonding makin kuat, ayah bisa mencoba:
- Dengarkan tanpa menghakimi. Biarkan anak bercerita tanpa langsung dipotong atau disalahkan.
- Validasi perasaan. Katakan, “Ayah ngerti kok kamu lagi kesel,” atau “Ayah paham kamu lagi sedih.”
- Beri saran hanya saat diminta. Setelah anak merasa dimengerti, barulah ayah memberikan solusi jika anak menginginkan.
Meski terlihat sederhana, langkah-langkah kecil ini punya dampak besar dalam membentuk rasa aman, percaya diri, dan kualitas hubungan jangka panjang antara ayah dan anak perempuan.
Sikap jutek atau ngambek anak perempuan pada ayah bukanlah tanda kenakalan atau kemanjaan. Lebih dari itu, ini adalah cara mereka berkomunikasi dan menunjukkan kebutuhan emosional. Dengan memahami psikologi perkembangan anak perempuan, ayah dapat menjadi sosok yang hadir secara emosional, bukan hanya fisik. Dukungan emosional inilah yang akan membekas hingga anak tumbuh dewasa, membentuk hubungan sehat dengan dirinya sendiri dan orang lain. Jadi, jangan buru-buru menilai, tapi mulai dengarkan dan pahami.