Immature Parent: Ketika Orang Tua Belum Sembuh dari Luka Masa Lalu, Anak yang Jadi Korban
- freepik.com
Pola pengasuhan seperti ini meninggalkan jejak dalam jiwa anak. Psikolog dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi. menyebutkan, anak yang tumbuh bersama orang tua emosional cenderung mengalami kesulitan dalam mengelola perasaan. Beberapa dampak yang sering terlihat antara lain:
- Anak sulit percaya diri karena sering disalahkan.
- Anak menjadi people pleaser, selalu berusaha menyenangkan orang lain.
- Anak takut dikritik dan sulit mengekspresikan emosi.
- Anak sering menyalahkan diri sendiri bahkan ketika bukan kesalahannya.
Dalam jangka panjang, anak-anak ini bisa tumbuh menjadi dewasa yang juga kesulitan menjalin hubungan sehat, karena mereka belum belajar bagaimana menghadapi emosi dengan benar.
Menjadi orang tua yang sempurna memang mustahil, tapi menjadi orang tua yang mau belajar adalah kunci. Solusinya bukan dengan menyalahkan diri, melainkan menyadari luka dan berproses untuk sembuh.
Seperti kata psikolog Anna Surti Ariani, “Healing bukan tentang menyalahkan masa lalu, tapi tentang memahami diri agar tidak meneruskan luka ke generasi berikutnya.”
Jadi, Moms and Dads, jangan wariskan luka. Wariskan kasih yang utuh. Belajarlah untuk lebih bijak dan dewasa, karena anak tak butuh orang tua yang sempurna, mereka hanya butuh orang tua yang hadir dengan hati yang sembuh.