Alami Perubahan Dari Masa ke Masa, Berikut Pandangan Psikolog Klinis Terkait Gaya Parenting

Gaya pengasuhan orangtua terus berkembang
Sumber :
  • Dokumentasi Cussons

Parenting –  Seiring perkembangan zaman, gaya parenting memang mengalami perubahan signifikan. Ibu generasi 90-an sampai 2000-an awal, mulai bergeser dan lebih fokus pada kebutuhan anak. Orang tua jadi lebih ‘intensif’ mendampingi tumbuh kembang anak, memberikan banyak energi juga waktu untuk anak.

Mengenal Lebih Dalam, Ego Anak yang Harus Dibangun Seorang Ayah

Memasuki 2010-an, orang tua mulai sadar pentingnya memberi ruang bagi anak untuk mandiri dan percaya pada kemampuannya. Gaya pengasuhan jadi makin asik, bergeser ke arah yang lebih hangat dan suportif, memberikan anak ruang untuk berpartisipasi dan berekspresi.

 

Anak Kurang Kasih Sayang, saat Dewasa Jadi Suka Cari Perhatian (Caper), ko Bisa?

Lanjut ke era 2020-an, parenting masa kini yang serba digital. Anak seakan tidak berhenti pegang gadget, mulai dari membuat konten di TikTok hingga belajar coding. Orang tua seakan harus jadi ‘sheriff’ di dunia maya. 

 

Anak Hebat Itu Tidak Lahir, Mereka Dilatih Lewat Kesabaran Orang Tuanya

Psikolog Klinis Ratih Ibrahim menekankan, bahwa inti dari parenting tetap sama, rumah yang menyediakan kasih sayang, menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung tumbuh kembang anak.

 

“Meskipun metode berubah, kebutuhan anak akan perhatian, kasih sayang, dan kehadiran orang tua tetap menjadi fondasi utama,” ujarnya, saat Peluncuran Wajah Baru Cussons Baby dan Inisiatif #CussonsMOMen di Ganara Art Space, Plaza Indonesia, Kamis 22 Agustus 2025.

 

Selain itu, lanjutnya, Ratih menyoroti pentingnya daya adaptif orang tua dalam menghadapi tantangan zaman. Orang tua masa kini tidak hanya menegakkan disiplin, tetapi juga belajar menyeimbangkan antara pengawasan, komunikasi yang terbuka, dan pemanfaatan teknologi untuk mendukung perkembangan anak secara optimal.

 

Ratih menjelaskan bahwa suatu produk dapat memunculkan memori emosional—kenangan yang melekat kuat oleh emosi yang menyertainya. Hal ini sering kali terbangkitkan oleh hal-hal sederhana yang akrab dalam keseharian kita, seperti aroma sabun mandi, sentuhan lembut ibu ketika mengoleskan body cream, bunyi piring saat makan bersama, dan lain-lain.

 

"Memori emosional adalah ingatan kita akan berbagai kejadian dalam hidup. Mungkin kita tidak ingat persis kejadiannya, namun kita ingat rasanya. Memori emosional dipengaruhi oleh bagaimana kita memaknai sebuah peristiwa. Kenangan yang ada, membantu kita untuk belajar dan lebih siap menghadapi situasi serupa di masa depan," terangnya.

 

Pergeseran tren pengasuhan juga dirasakan saat ini oleh ibu millenial dan GenZ. Dari keterlibatan orang tua yang intensif dan tradisional menuju pendekatan yang lebih responsif, modern, sesuai kebutuhan anak. Fenomena tersebut juga dirasakan oleh Merdianti Octavia, Ibu 2 anak dan menantu dari artis senior Dewi Yul.

 

"Zaman sekarang, jadi ibu terasa lebih rumit karena banyak hal tidak sesuai harapan. Menjadi ibu adalah proses belajar yang tak pernah berhenti. Walau gaya saya berbeda dengan mama, yang saya tiru dari beliau yaitu nilai pantang menyerah dan mandiri, yang saya ajarkan juga ke anak-anak," tandasnya.