Waspada Bayi dan Lansia Rentan Terserang Respiratory Syncytial Virus, Apa Itu?

ilustrasi bayi lahir
Sumber :
  • freepik.com

Parenting – Sekitar 6,6 juta kasus Respiratory Syncytial Virus (RSV) terjadi setiap tahun pada bayi di bawah enam bulan di seluruh dunia, dengan 45.000 kematian akibat komplikasinya, menurut data The Lancet 2022. Di Indonesia, infeksi RSV terus menjadi perhatian serius kalangan medis karena selain mengancam bayi, virus ini juga berisiko tinggi pada lansia. Hingga kini, belum tersedia pengobatan spesifik untuk RSV, sehingga upaya pencegahan menjadi langkah paling efektif, terutama bagi kelompok rentan. 

Moms Wajib Tahu, Posisi dan Perlekatan saat Menyusui

RSV adalah virus yang mudah menular dan dapat menyebabkan infeksi saluran napas bawah seperti pneumonia dan bronkiolitis, terutama pada bayi dan lansia. Gejalanya sering menyerupai flu biasa, namun pada bayi berusia di bawah 6 bulan serta orang dewasa yang lebih tua atau memiliki faktor risiko tertentu dapat mengalami sakit yang cukup parah dan mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit. Saat ini, RSV diklasifikasikan menjadi dua genotipe, yaitu RSV A dan RSV B, keduanya berkontribusi signifikan terhadap beban penyakit RSV secara global.

 

Kenali Komplikasi Bayi Prematur yang Bisa Terjadi

Sebagai bagian dari komitmen dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terkait RSV, Pfizer Indonesia menyelenggarakan edukasi publik bertajuk “Dua Generasi, Satu Ancaman: Pentingnya Cegah RSV” di Jakarta pada 6 Agustus 2025, dengan turut mengundang Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) . 

 

Resep MPASI Hari Pertama: Menu Komplit Bikin Berat Badan Si Kecil Naik Sehat

Dalam materi presentasinya, Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp. A(K), Dokter Spesialis Anak, menjelaskan bahwa RSV menjadi salah satu penyebab utama rawat inap pada bayi dan anak-anak di Indonesia. “Infeksi RSV dapat berlangsung hingga dua minggu dan memiliki potensi menyebabkan gangguan paru jangka panjang. Meski gejalanya ringan di awal, dampaknya bisa serius.”

 

Halaman Selanjutnya
img_title