Olahraga Teratur, Emosi Lebih Stabil: Bukti Penelitian dari Korea Selatan

Ilustrasi Olahraga
Sumber :
  • freepik.com

Parenting – Di tengah ritme hidup yang semakin cepat, tekanan kerja, tuntutan keluarga, dan berbagai masalah sehari-hari sering membuat emosi kita memuncak. Salah satu emosi yang paling sulit dikendalikan adalah amarah. Namun, studi terbaru yang dilakukan di Korea Selatan menunjukkan secercah kabar baik yakni kebiasaan berolahraga rutin terbukti membantu mengendalikan amarah.

5 Alasan Ibu Mudah Marah & Cara Mengelolanya Tanpa Rasa Bersalah

Penelitian ini melibatkan 290 orang dewasa, termasuk tenaga kesehatan. Untuk melihat hubungan antara kebiasaan berolahraga dengan tingkat kemarahan serta kemampuan mereka mengontrol amarah. Hasilnya menunjukkan, olahraga rutin bukan sekadar menyehatkan fisik, tetapi juga menyehatkan emosi.

Penelitian berjudul “Relationships between Exercise Behaviour and Anger Control of Hospital Nurses” melibatkan 290 orang dewasa di Korea Selatan. Fokusnya adalah mengukur kebiasaan olahraga, tingkat kemarahan, dan kemampuan mengontrol emosi pada responden. Hasilnya konsisten:

Mengapa Anak Perlu Belajar Renang? Ini Jawaban Ahlinya

1. Mereka yang berolahraga secara rutin memiliki tingkat kemarahan lebih rendah.

2.Mereka juga lebih mampu mengontrol amarah dibandingkan responden yang jarang berolahraga.

 Mengapa Olahraga Bisa Mengontrol Amarah

Panduan Kesehatan Reproduksi Pria : 16 Hal yang Harus Dihindari Jika Ingin Menghamili Istri

Menurut teori psikologi dan neurobiologi, olahraga memengaruhi sistem saraf dan hormon kita secara langsung. Ada beberapa mekanisme penting:

1. Menurunkan hormon stres (kortisol). Saat stres, tubuh memproduksi kortisol yang memicu reaksi emosional berlebihan, termasuk amarah. Olahraga membantu menurunkan kadar kortisol sehingga sistem saraf menjadi lebih tenang.

2. Meningkatkan endorfin. Endorfin adalah “hormon bahagia” yang membuat kita merasa rileks dan mood lebih positif. Saat mood membaik, kita lebih mudah mengontrol emosi negatif.

3. Menyalurkan energi fisik dan mental yang berlebihan. Olahraga adalah bentuk katarsis yakni energi yang terakumulasi akibat stres, frustrasi, dan tekanan bisa dilepaskan secara sehat sehingga tidak meledak menjadi amarah.

Perspektif Psikologis

Dari sudut pandang psikologi klinis, olahraga rutin termasuk dalam strategi behavioral activation, yaitu aktivitas fisik yang terbukti memperbaiki mood, mengurangi gejala stres, dan meningkatkan regulasi emosi. Dengan berolahraga secara teratur, seseorang melatih tubuh dan otaknya untuk merespons pemicu emosi dengan cara yang lebih sehat. Penelitian-penelitian sebelumnya juga mendukung temuan ini, aktivitas fisik intensitas sedang hingga tinggi berkorelasi dengan penurunan depresi, kecemasan, dan agresi.

4. Rekomendasi Praktis

1. Pilih olahraga yang Anda sukai seperti  jalan cepat, jogging, bersepeda, renang, atau yoga.

2. Lakukan secara konsisten minimal 3–5 kali seminggu selama 30 menit.

3. Gunakan olahraga sebagai “waktu pribadi” untuk melepas penat.

Kombinasikan dengan teknik pernapasan atau meditasi ringan untuk hasil yang lebih optimal. Dengan konsistensi, olahraga dapat menjadi mekanisme pencegahan (preventif) terhadap ledakan emosi yang tidak terkendali.

Hasil penelitian di Korea Selatan ini memperkuat pandangan bahwa olahraga rutin adalah “obat alami” bukan hanya untuk fisik, tetapi juga untuk emosi. Dengan menurunkan hormon stres, meningkatkan endorfin, dan menyalurkan energi berlebih, olahraga membantu kita menjadi pribadi yang lebih tenang, stabil, dan mampu mengendalikan amarah. Dalam jangka panjang, kebiasaan sehat ini dapat memperbaiki hubungan sosial, meningkatkan produktivitas kerja, dan membuat kualitas hidup lebih baik.