Mengapa Anak Hiperaktif Saat Ada Tamu? Begini Penjelasan Pakar Parenting
- freepik.com
Parenting – Saat ada tamu datang ke rumah, tak jarang anak tiba-tiba menjadi sangat hiperaktif. Berteriak, berlari-larian atau meminta sesuatu dan harus dituruti. Bagi orangtua, ini bisa jadi momen yang menyebalkan. Tapi sebenarnya, apakah anak hanya sekadar 'nakal'? atau ada alasan lain di balik perilaku itu?
Menurut Pakar Parenting, M. Fauzil Adhim dalam bukunya Positive Parenting, ada dua penyebab utama kenapa anak bisa bersikap heboh saat ada tamu:
Pertama, anak ingin diperhatikan tamu. la merasa tidak dianggap, padahal sudah berusaha menyapa atau menunjukkan sesuatu.
Kedua, anak merasa kehilangan perhatian orangtua. Saat tamu datang, fokus orangtua teralihkan. Anak yang biasanya disanjung atau jadi pusat perhatian, mendadak diabaikan.
Misalnya, anak yang berlarian dan berteriak saat tamu datang. Orangtua yang merasa malu kadang akhirnya menuruti semua keinginan anak di depan tamu agar suasana tetap tenang. Namun, jika ini terus terjadi, anak bisa belajar bahwa rengekan dan kehebohan adalah senjata ampuh untuk mendapatkan perhatian dan kendali. la pun tumbuh dengan keyakinan, perhatian bisa dipaksa, dan rengekan adalah cara efektif untuk mengatur orangtua.
Padahal, niat anak bukan untuk mempermalukan orangtuanya. Ia hanya belum tahu cara yang sehat untuk merasa dilihat dan dicintai. Jika orangtua bisa merespons dengan tepat, anak akan belajar bahwa dirinya tetap penting, meski sedang ada orang lain di rumah. la pun tak perlu lagi bertingkah demi menarik perhatian.
Jadi, apa yang bisa dilakukan orangtua?
1. Libatkan anak sejak awal. Saat menyambut tamu, ajak anak menyapa atau memperkenalkan diri. Ini membuat anak merasa dilibatkan, bukan tersisih.
2. Beri perhatian singkat tapi bermakna. Tatap mata anak, usap kepalanya, dan ucapkan: "Mama tahu kamu di sini, sebentar ya Nak." Ini hal kecil, tapi sangat berarti bagi anak.
3. Bedakan antara rengekan dan kebutuhan nyata. Jangan langsung mengabulkan semua permintaan hanya untuk menjaga suasana. ni justru bisa memperkuat kebiasaan negatif.
4. Setelah tamu pulang, beri waktu khusus untuk anak. Peluk, dengarkan ceritanya, atau ajak main sebentar. Ini membantu anak merasa tetap jadi prioritas.
5. Konsisten. Jangan sampai anak belajar bahwa rengekan hanya berhasil saat ada tamu. Tunjukkan bahwa aturan tetap berlaku kapan pun.